Selasa, 29 Juli 2008

13,82 Persen Saham Bambang Tri di Bimantara Terancam Disita

BUSINESS TODAY - Kepemilikan sekitar 13,82 persen saham Bambang Triatmodjo di PT Global Mediacom Tbk (BNTR) melalui PT Asriland, terancam disita pengadilan, sehubungan dengan kasus sita harta yang diajukan pihak Halimah Triatmodjo, istri Bambang Triatmojo atau akrab disebut Bambang Tri. Permohonan penyitaan saham Bambang Tri di Media Globalcom tersebut menyusul penyitaan harta Bambang yang telah dilakukan Pengadilan Agama Jakarta Pusat (PA Jakpus), seperti rumah, kendaraan bermotor, tanah, dan lain lain.

Pengacara Halimah, Lelyana Santosa SH, mengatakan, penyitaan harta milik Bambang tahap perama memang telah dilakukan pihak pengadilan. Namun, lanjut Leliana, pihaknya akan mengajukan permohonan ke pengadilan untuk melakukan sita harta yang dikuasai Bambang Tri untuk tahap kedua. Penyitaan harta tahap kedua ini termasuk sekitar 13,82 persen saham Bambang Tri di Global Mediacom yang dimiliki lewat Asriland.

”Kami hanya menjalankan perintah klien kami, Bu Halimah Triatmodjo. Saat ini, kami memang tengah mencari aset-aset yang dikuasai Bambang Tri, termasuk sahamnya di Global Mediacom,” kata Lelyana kepada Indonesia Business Today, di Jakarta, Senin (28/7).

Seperti diketahui Keputusan Majelis Hakim PA Jakpus, yang diketuai oleh Alizar Jas, memenangkan Halimah atas sita harta bersama terhadap Bambang Tri. Sehubungan dengan itu pada 17 Juli kemarin, petugas PA telah melakukan penyitaan kekayaan Bambang, seperti rumahnya yang di Jalan Tanjung Nomor 23, 25, dan 27 yang luas tanahnya 1.985 m2 dengan nomer sertifikat 133. Dan juga rumah yang beralamat sama nomor yang beda yaitu nomor 24 dan 26 yang luas tanahnya 1.259 m2 dengan sertifikat 216 serta dua mobil Porsche Cayenne B 905 AT atas nama Halimah Agustina Kamil. Dan juga mobil VW bernomor polisi B 82 G atas nama Halimah Agustina Kamil juga.

Beberapa hari kemudian, petugas PA menyita harta kekayaan bersama lainnya berupa sebidang tanah seluas 2.705 Simprug Garden II atas nama PT Asri land; tanah seluas 1.355 m2 di Simprug Garden II atas nama PT Asri Land. Dan selanjutnya PA akan melakukan eksekusi penyitaan tanah seluas 4650 m2 di megah Mendung Bogor, Jawa Barat serta Tanah 3.105 m2 di Ciganjur, Jaksel, atas nama Halimah Agustina Kamil.

Nurheri SH selaku juru bicara PA Jakarta Pusat, mengatakan, hari ini, Selasa (29/7), PA Jakpus akan melakukan penyitaan harta bersama milik Bambang dan Halimah berikutnya, yakni rumah di Ciganjur jakarta Selatan, dan rumah peristirahatan di Mega Mendung, Bogor. ”Penyitaan tersebut nantinya dilakukan oleh petugas pengadilan wilayah setempat,” kata Nurheri ketika ditemui Indonesia Business Today, di ruang kerjanya di PA Jakpus, Senin (28/7).

Senin, 14 Juli 2008

PT Adaro Dituding Gelapkan Pajak Rp 2 Triliun

KOMPAS - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menuding PT Adaro Energy Tbk telah melakukan manipulasi untuk menggelapkan pajak negara. Jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 2 triliun. Disamping itu Maki juga menuding Adaro melakukan manipulasi saat proses penawaran saham (IPO).

"Kami menduga, PT Adaro telah melakukan manipulasi, sehingga pajak yang dibayarkan kepada jumlahnya hanya kecil. Kami juga menemukan indikasi telah terjadi tindak pidana penipuan saat Adaro melakukan proses penawaran saham," ujar Koordinator Maki, Boyamin Saiman, seusai memberikan laporan secara tertulis ke Bareskrim Mabes Polri, Senin (14/7).

Modus manipulasi penggelapan pajak yang dilakukan PT Adaro, menurut Boyamin, yakni menjual batu bara jauh di bawah harga pasaran. Penjualan dilakukan kepada salah satu anak perusahaan Adaro sendiri yang ada di Singapura. Baru kemudian anak perusahaan Adaro yang ada di Singapura ini menjualnya kembali ke pasar internasional sesuai dengan harga pasaran.

Rabu, 09 Juli 2008

Joki-joki Pasar Modal Indonesia

KOMPAS - Setelah sempat tertunda selama dua pekan, PT Adaro Energy akhirnya dapat melakukan penawaran umum perdana sahamnya mulai Selasa (8/7) hingga Kamis (10/7). Minimnya jumlah saham yang ditawarkan kepada investor ritel mengakibatkan saham perdana perusahaan tambang batu bara itu diperebutkan.

Ini lagi jual saham Adora mas,” kata Nurpuji (30), warga Ciputat, Tangerang, yang ditemui di Kawasan Semanggi Expo, Jakarta, kemarin siang.

Nurpuji bersama dengan ratusan orang lainnya antre demi memperoleh sebundel formulir pemesanan saham perdana PT Adaro Energy.

Namun, Nurpuji diam membisu saat ditanya jumlah saham yang akan ia pesan. Ia hanya menunjukkan sebuah kertas putih bertuliskan ”Investor Portfolio”, yang dikeluarkan sebuah perusahaan sekuritas.

Dari gelagat dan caranya menjawab, tidak sulit untuk mengetahui bahwa Nurpuji adalah ”joki” saham yang dibayar seseorang untuk mendapatkan formulir saham Adaro. Kesalahannya menyebutkan ”Adaro” dengan ”Adora” pun sudah memberi indikasi kuat.

Tak jauh dari tempat Nurpuji berdiri, tujuh ibu separuh baya tampak serius mendengarkan pengarahan seorang pria berpakaian rapi. ”Kalau ditanya petugas account-nya (rekening) di mana, bilang saja di perusahaan ini,” kata pria itu sambil menunjukkan sebuah nama perusahaan sekuritas yang tertera pada kertas investor portfolio.

Ketujuh ibu itu pun menghafalkan nama perusahaan sekuritas tersebut. Namun, mereka kesulitan membaca ”Securities”, kata kedua dari nama perusahaan sekuritas itu, yang terdengar mereka mengucapkan securities dengan se-ku-ri-ti-es, yang seharusnya dibaca si’kyuritis.

Selasa, 08 Juli 2008

Investor Kerahkan Joki Beli Saham Adaro

ANTARA NEWS- Antrian panjang ribuan joki mewarnai penawaran saham PT Adaro Energy Tbk, seperti investor "sungguhan" yang akan membeli saham pertambangan batubara itu, meski mereka hanya orang bayaran dari para "bandar" yang sama sekali tidak tahu berinvestasi apalagi transaksi saham.

Koordinator joki yang mengaku bernama Joko di Jakarta, Selasa, mengatakan, bahwa dia mengkoordinir sekitar 500 orang joki yang direkrutnya dari wilayah Jakarta Timur. Menurutnya satu orang joki mendapat bayaran sebesar Rp 30 ribu rupiah. Tugas joki itu untuk mengambil satu formulir pembelian saham Adaro.

Joko mengaku ada bandar (dari sebuah PT) yang menyuruhnya mengkoordinir para joki tersebut. Namun dia tidak bersedia menyebutkan upah yang diterimanya sebagai koordinator.

Yang lucunya ada sebagian dari para joki tersebut yang didandani seperti layaknya investor dengan memakai pakaian formil (jas). Jas itu dibagikan koordinator di pelataran parkir Semanggi Expo SCBD.

Penawaran saham Adaro dilakukan hari ini (Selasa, 8/7) secara serentak di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan. Para joki saham sudah menunggu dilokasi Semanggi Expo sejak pukul 07.00 WIB, meski loket penawaran dibuka pada pukul 10.00.

Kamis, 03 Juli 2008

Kontroversi leveraged buyout Apexindo

[Bisnis Indonesia] - Sulit untuk tidak mengernyitkan dahi ketika mencermati transaksi penjualan saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada PT Mitra Rajasa Tbk. Keluarga Panigoro memutuskan melego 80,6% saham perusahaan pengeboran ini di harga Rp2.450 per� saham pada 9 Juni senilai Rp5,19 triliun.

Meski harga divestasi itu premium 11,36% dibandingkan dengan harga pasar tertinggi Rp2.200, selisihnya hanya Rp50 per saham atau 2,08% dibandingkan dengan harga pembelian keluarga Panigoro (lewat Encore International Ltd) dari dua pemegang saham sebelumnya Rp2.400.

Bahkan, angka itu melorot 10% (Rp250) dibandingkan dengan penawaran awal tahun senilai Rp2.700, yang membuat Essar Oil (India) dan 3i Group Plc mundur karena menilai harga itu terlalu mahal (Bisnis, 16 Januari).

Lebih unik lagi, Mitra Rajasa dalam transaksi ini ibarat menjadi Daud yang berhasil mencaplok Goliath setelah lebih dulu menyisihkan raksasa lain pesaing terganasnya.

Berdasarkan data Bloomberg, Mitra Rajasa tercatat hanya memiliki aset US$119,98 juta (per Desember 2007), atau empat kali lebih kecil dari aset Apexindo senilai US$489,48 juta.